penyakit kawasaki

Mungkin orang lebih mengenal Kawasaki sebagai nama salah satu produsen kendaraan bermotor daripada nama sebuah penyakit. Tidak heran karena penyakit ini memang jarang terdengar, khususnya di luar Jepang.

Penyakit Kawasaki umumnya terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Pada kasus-kasus khusus, penyakit ini juga ditemukan pada usia yang lebih besar.

Gejala dan tanda klinis

Penyakit yang pertama kali digambarkan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki ini memiliki tanda-tanda yang cukup khas, seperti:

  • Panas tinggi mendadak (lebih dari 39 derajat Celcius) dan menetap lebih dari 3 hari. Panas juga tidak turun dengan pemberian obat-obat penurun panas yang umum diberikan seperti parasetamol atau ibuprofen.
  • Merah pada:
    • mata (radang pada konjugtiva)
    • lapisan mukosa mulut
    • bibir (yang juga pecah-pecah)
    • gusi (ginggivitis)
    • lidah (sehingga dikenal dengan istilah "lidah stroberi"
    • telapak tangan dan kaki
  • Pembesaran kelenjar getah bening (khususnya KGB di daerah leher)
  • ruam (rash)

Menilik dari gejala-gejala di atas, tidak aneh kalau penyakit ini punya nama lain yaitu "sindroma nodus limfatikus mukokutan". Nama ini memang menggambarkan tempat munculnya berbagai gejala yaitu di daerah kelenjar getah bening (nodus limfatikus), lapisan mukosa dan kulit (mukokutan).

Walaupun sepertinya sangat khas, penegakan diagnosis pada masa awal penyakit tidaklah sedemikian mudahnya. Panas tinggi dan ruam yang muncul dapat membuat rancu diagnosa, misalnya kita bisa saja menduga bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit lain, misalnya campak. Apalagi bila penyakit ini terjadi di negara yang angka kejadiannya jarang seperti di Indonesia.

Apa sih penyebabnya?

Walaupun resminya ditemukan sejak tahun 1967, sampai saat ini penyebabnya masih belum diketahui secara pasti . Mikroorganisme seperti virus maupun toksin dari mikroorganisme pernah diduga sebagai penyebab, tapi sejauh ini belum ditemukan mikroorganisme yang dapat dijadikan tersangka.

Faktor keturunan juga sempat dijadikan tersangka penyebab penyakit, tapi penelitian akhir-akhir ini menjadikan faktor imun (sistem pertahanan tubuh) sebagai pusat perhatian dalam mencari kemungkinan penyebab.

Pemeriksaan apa yang diperlukan?

Yang jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara seksama. Bila ia menduga bahwa penyakit Kawasaki adalah penyebabnya, anak akan dianjurkan untuk dirawat di Rumah Sakit. Hal ini penting mengingat komplikasi pada pembuluh darah jantung dapat membawa kepada kematian. Dan tentu kita tidak mau hal ini sampai terjadi. Kasus-kasus seperti ini sebaiknya ditangani oleh dokter yang mendalami keahlian jantung anak dan dibantu dengan dokter-dokter lain sesuai keadaan penderita.

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pemeriksaan EKG dan ekokardiografi umumnya dikerjakan untuk menapis kemungkin terjadinya peradangan pada otot jantung, pembuluh darah koroner dan selaput jantung. Berbagai pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan sesuai dengan keadaan penderita.

Komplikasi

Bila terjadi komplikasi, dapat ditemukan tanda-tanda lain misalnya:

  • Perikarditis (peradangan pada selaput jantung)
  • Artritis (radang sendi) yang umumnya simetris
  • Meningitis (radang selaput otak)
  • Vaskulitis (radang pembuluh darah) khususnya pada pembuluh darah koroner
  • Aneurisma, yang dapat menyebabkan serangan jantung

Bagaimana dengan pengobatannya?

Pemberian gammma globulin dosis tinggi intravena masih menjadi pengobatan standar. Selain itu, obat golongan salisilat (khususnya aspirin) juga diberikan.

Plasmaferesis (terapi tukar plasma) juga memberikan harapan khususnya bagi penderita yang tidak memberikan respon positif terhadap pemberian gamma globulin dan aspirin.

Bagaimana harapan kesembuhannya?

Tanpa pengobatan pun, sebagian besar kasus akan membaik sendiri dalam waktu 1-2 bulan. Apalagi bila diagnosa dan pengobatan dini dapat diperoleh, prognosisnya tentu akan lebih baik lagi.

Walaupun demikian, ada juga penderita yang akhirnya meninggal. Kebanyakan dari mereka meninggal akibat komplikasi pada pembuluh darah koroner. Aneurisma pembuluh koroner dapat terjadi pada sejumlah kasus (bahkan dikabarkan bisa mencapai hampir 25% kasus) dan komplikasi dapat menimbulkan serangan jantung (infark miokard) akibat gumpalan darah yang menyumbat di daerah pelebaran tersebut. Sekali lagi, itulah sebabnya pasien Kawasaki hendaknya dirawat di RS untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Setelah dinyatakan sembuh, mereka yang pernah menderita penyakit Kawasaki dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan Ekokardiogram secara rutin setiap 1-2 tahun sekali.

sumber

http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=728

http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=729

http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=730


0 komentar: